Minggu, 02 September 2018

Keindahan Danau Kelimutu (part 1)



Disini aku banyak sekali mendapatkan pengalaman yang baru maupun tantangan yang sering aku jumpai yakni musti beradaptasi dengan bahasa daerah setempat, budaya serta adat istiadat maupun kuliner dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakatnya di tempat ini.  Suatu kebanggaan karena aku akhirnya bisa merantau jauh dari tanah kelahiranku di bali. Banyak suka duka yang aku hadapi tetapi suka tidak suka aku musti maju terus pantang mundur, toh disini banyak teman teman aku yang sudah lama merantau tetapi bisa menjalaninya dan merekapun akan pindah kembali juga ke tanah kelahirannya ataupun ke kampung halamannya.

Kembali lagi y ke topik awal, misal saja beberapa tahun lalu ketika aku ke danau kelimutu waktu pertama kali dsitu aku sangat takjub dengan keindahan warna Danau Kelimutu, siapa sangka dulu waktu kecil aku hanya bisa melihat gambar danau kelimutu dari mata uang Rp 5.000,- itupun hanya membayangkan angan angan saja alias menghayal tingkat tinggi ketika menempuh pendidikan sekolah dasar di bali dan hanya sebatas melototi foto di dalam buku geografi saja.

Jadi begini ceritanya, aku awal mulanya kesana diajak sama rekan kantor pas malam hari. Wah rasanya bahagia banget tetapi campur bingung karena aku kan belum pernah sama sekali kesana sehingga jalannya pun belum paham. Apakah jalannya baik atau tidak dan cuaca mendukung atau tidak. Pokoknya hatiku penuh dag dig dug karena ga bisa tidur pulas hingga pagi harinya.

Ternyata esok paginya sekitar jam setengah empat pagi (03.30 wita) akupun terbangun karena alarm HP berbunyi yang cukup keras. Akupun bergegas cepat cepat ke kamar mandi untuk mandi takut terlambat. Byur byur byur mandi gerakan cepat supaya tidak terlambat karena aku punya kebiasaan yakni mending aku menunggu rekan rekanku daripada aku yang ditunggu. Ya wajarlah,menyangkut nama baik aku. Masak orang baru bekerja di tempat itu sudah malas malasan kan ga baik imejnya. Aku kan punya harga diri yang musti jaga karena ortuku selalu menitipkan pesan. Baik baiklah bekerja, jagalah amanah orang dan jangan bikin malu nama baik keluarga kita ya nak. Insya allah orang akan menghargai kita dan ga akan niat jahat / suudzon kepada orang yang berbuat kebaikan (hiks, sedih jadinya kalau gini. Soalnya aku kan anaknya blum mandiri, tapi skrg harus kuaatttt) (bersambung)

6 komentar:

  1. Ditunggu cerita selanjutnya ...

    BalasHapus
  2. Ehmm menarik ceritanya, tentang kelimutu dan pengalaman menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Menarik sekali. Tetap semangat kawan. tidak sabar lagi menantikan ulasan-ulasan menarik lainnya...

    Tetap semangat

    BalasHapus
  3. Tetap semangat semua demi rezeki yang barokah dan halal. Agar penghidupan dimasa depan lebih terjamin. Ah jadi sedih aku bacanya.

    BalasHapus
  4. Jangan kelamaan part 2 nya ya? Ditunggu hihihi....

    BalasHapus